Resume kali ini saya akan membahas perbedaan budaya indonesia dengan jepang,cina.sebelum kita masuk ke perbedaan budaya antar negara tersebut,kita harus mengerti dahulu arti kata budaya.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi.Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,bangunan dan karya seni.Bahasa sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Budaya Indonesia,dengan jepang dan cina adalah sebagai berikut :
1. Apa perbandingan
budaya itu ?
Budaya adalah
kristalisasi nilai dan pola hidup yang dianut suatu komunitas. Budaya tiap
komunitas tumbuh dan berkembang secara unik, karena perbedaan pola hidup
komunitas itu. Perbandingan budaya Jepang dan Indonesia berarti mencari
nilai-nilai kesamaan dan perbedaan antara bangsa Indonesia dan bangsa Jepang.
Dengan mengenali persamaan dan perbedaan kedua budaya itu, kita akan semakin
dapat memahami keanekaragaman pola hidup yang ada, yang akan bermanfaat saat
berkomunikasi dan berinteraksi dengan pihak yang berasal dari budaya yang
berbeda.
Kesulitan utama dalam
membuat perbandingan budaya antara Indonesia dan Jepang disebabkan perbedaan
karakteristik kedua bangsa tersebut. Bangsa Jepang relatif homogen, dan hanya
memiliki sekitar 15 bahasa (tidak berarti 15 suku bangsa, karena termasuk
didalamnya sign language untuk tuna rungu), dan telah memiliki sejarah yang
jauh lebih panjang, sehingga nilai-nilai budaya itu lebih mengkristal. Adapun
bangsa Indonesia berciri heterogen, multi etnik, memiliki lebih dari 700
bahasa, sehingga tidak mudah untuk mencari serpih-serpih budaya yang mewakili
Indonesia secara nasional[1]. Perlu dipisahkan nilai-nilai mana yang diterima
secara nasional di Indonesia, dan mana yang merupakan karakter unik salah satu
suku yang ada.
Bahasan dalam makalah
ini dibatasi pada perbandingan budaya Indonesia dan Jepang dari segi-segi sbb.
: “nama dan tanda tangan”, “cara pemakaian gesture untuk penghormatan kepada
yang lebih tua/dihormati”.
2. Tradisi Pemilihan
Nama dan Tanda Tangan
2.1 Tradisi penamaan di Jepang
Nama di Jepang terdiri
dari dua bagian : family name dan first name. Nama ini harus dicatatkan di
kantor pemerintahan (kuyakusho), selambat-lambatnya 14 hari setelah seorang
bayi dilahirkan. Semua orang di Jepang kecuali keluarga kaisar, memiliki nama
keluarga. Tradisi pemakaian nama keluarga ini berlaku sejak jaman restorasi
Meiji, sedangkan di era sebelumnya umumnya masyarakat biasa tidak memiliki nama
keluarga. Sejak restorasi meiji, nama keluarga menjadi keharusan di Jepang.
Dewasa ini ada sekitar 100 ribu nama keluarga di Jepang, dan diantaranya yang
paling populer adalah Satou dan Suzuki. Jika seorang wanita menikah, maka dia
akan berganti nama keluarga, mengikuti nama suaminya. Namun demikian, banyak
juga wanita karir yang tetap mempertahankan nama keluarganya. Dari survey yang
dilakukan pemerintah tahun 1997, sekitar 33% dari responden menginginkan agar
walaupun menikah, mereka diizinkan untuk tidak berganti nama keluarga [2]. Hal
ini terjadi karena pengaruh struktur masyarakat yang bergeser dari konsep “ie”(家) dalam tradisi keluarga Jepang. Semakin
banyak generasi muda yang tinggal di kota besar, sehingga umumnya menjadi
keluarga inti (ayah, ibu dan anak), dan tidak ada keharusan seorang wanita
setelah menikah kemudian tinggal di rumah keluarga suami. Tradisi di Jepang
dalam memilih first name, dengan memperhatikan makna huruf Kanji, dan jumlah
stroke, diiringi dengan harapan atau doa bagi kebaikan si anak.
2.2 Tradisi penamaan
di Indonesia
Adapun masyarakat di
Indonesia tidak semua suku memiliki tradisi nama keluarga. Masyarakat Jawa
misalnya, tidak memiliki nama keluarga. Tetapi suku di Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi memiliki nama keluarga. Dari nama seseorang, kita dapat memperkirakan
dari suku mana dia berasal, agama apa yang dianut dsb. Berikut karakteristik
nama tiap suku di Indonesia
§ Suku Jawa (sekitar 45% dari seluruh populasi)
: biasanya diawali dengan Su (untuk laki-laki) atau Sri (untuk perempuan), dan
memakai vokal “o”. Contoh : Sukarno, Suharto, Susilo, Joko, Anto, Sri Miranti,
Sri Ningsih.
§ Suku Sunda(sekitar 14% dari seluruh populasi)
: banyak yang memiliki perulangan suku kata. Misalnya Dadang, Titin, Iis, Cecep
§ Suku Batak : beberapa contoh nama marga antara
lain Harahap, Nasution.
§ Suku Minahasa : beberapa contoh nama marga
antara lain Pinontoan, Ratulangi.
§ Suku Bali : Ketut, Made, Putu, Wayan dsb. Nama
ini menunjukkan urutan, bukan merupakan nama keluarga.
Selain nama yang
berasal dari tradisi suku, banyak nama yang diambil dari pengaruh agama.
Misalnya umat Islam : Abdurrahman Wahid, Abdullah, dsb. Sedangkan umat Katolik
biasanya memakai nama baptis : Fransiskus, Bonivasius, Agustinus, dsb.
2.3 Perbandingan kedua
tradisi
Persamaan antara kedua tradisi
Baik di Jepang maupun di Indonesia dalam memilih nama (first name) sering memilih kata yang mensimbolkan makna baik, sebagai doa agar si anak kelak baik jalan hidupnya. Khusus di Jepang, banyaknya stroke kanji yang dipakai juga merupakan
salah satu pertimbangan tertentu dalam memilih huruf untuk anak. Umumnya laki-laki di Jepang berakhiran “ro” (郎), sedangkan perempuan berakhiran “ko” (子)
Perbedaan antara kedua tradisi sbb.
Baik di Jepang maupun di Indonesia dalam memilih nama (first name) sering memilih kata yang mensimbolkan makna baik, sebagai doa agar si anak kelak baik jalan hidupnya. Khusus di Jepang, banyaknya stroke kanji yang dipakai juga merupakan
salah satu pertimbangan tertentu dalam memilih huruf untuk anak. Umumnya laki-laki di Jepang berakhiran “ro” (郎), sedangkan perempuan berakhiran “ko” (子)
Perbedaan antara kedua tradisi sbb.
1. Di Jepang, nama keluarga dimasukkan dalam
catatan sipil secara resmi, tetapi di Indonesia nama keluarga ini tidak dicatatkan
secara resmi di kantor pemerintahan. Nama family/marga tidak diperkenankan
untuk dicantumkan di akta kelahiran
2. Di Jepang setelah menikah seorang wanita akan
berganti nama secara resmi mengikuti nama keluarga suaminya. Sedangkan di
Indonesia saat menikah, seorang wanita tidak berganti nama keluarga. Tapi ada
juga yang nama keluarga suami dimasukkan di tengah, antara first name dan nama
keluarga wanita, sebagaimana di suku Minahasa. Di Indonesia umumnya setelah
menikah nama suami dilekatkan di belakang nama istri. Misalnya saja Prio
Jatmiko menikah dengan Sri Suwarni, maka istri menjadi Sri Suwarni Jatmiko.
Tetapi penambahan ini tidak melewati proses legalisasi/pencatatan resmi di
kantor pemerintahan.
3. Huruf Kanji yang bisa dipakai untuk menyusun
nama anak di Jepang dibatasi oleh pemerintah (sekitar 2232 huruf, yang disebut
jinmeiyo kanji), sedangkan di Indonesia tidak ada pembatasan resmi untuk
memilih kata yang dipakai sebagai nama anak
2.4 Pengalaman unik
yang timbul akibat perbedaan budaya
Bagi orang Indonesia
yg datang di Jepang, saat registrasi, misalnya membuat KTP sering ditanya mana
yang family name, dan mana yang first name. Hampir setiap saat saya harus
selalu menjelaskan perbedaan tradisi antara Indonesia dan Jepang, bahwa di
Indonesia tidak ada keharusan memiliki family name. Umumnya hal ini dapat
difahami dan tidak menimbulkan masalah. Tetapi adakalanya kami harus menentukan
satu nama sebagai family name, misalnya saat menulis paper (artikel ilmiah
resmi), atau untuk kepentingan pekerjaan. Saat itu saya terpaksa memakai nama
“Nugroho” sebagai family name agar tidak mempersulit masalah administrasi.
Demikian juga saat anak saya lahir, kami beri nama Kartika Utami Nurhayati.
Nama anak saya walaupun panjang tidak ada satu pun yang merupakan nama
keluarga. Tetapi saat registrasi, pihak pemerintah Jepang (kuyakusho) meminta
saya untuk menetapkan satu nama yang dicatat sebagai keluarga, karena kalau
tidak akan sulit dalam pengurusan administrasi asuransi. Akhirnya nama
“Nurhayati” yang letaknya paling belakang saya daftarkan sebagai nama keluarga.
Bagi orang Jepang hal ini akan terasa aneh, karena dalam keluarga kami tidak
ada yang memiliki nama keluarga yang sama.
Masih berkaitan dengan
nama, adalah masalah tanda tangan dan inkan (stempel). Di Indonesia dalam
berbagai urusan adminstrasi formal sebagai tanda pengesahan, tiap orang
membubuhkan tanda tangan. Tanda tangan ini harus konstan. Banyak orang yang
memiliki tanda tangan berasal dari inisial nama, tetapi dengan cara penulisan
yang unik yang membedakan dengan orang lain yang mungkin memiliki nama sama.
Tanda tangan ini juga yang harus dibubuhkan di paspor saat seorang Indonesia
akan berangkat ke Jepang. Tetapi begitu tiba di Jepang, tanda tangan yang
semula memiliki peran penting, menjadi hilang perananannya. Tanda tangan di
Jepang tidak memiliki kekuatan formal. Tradisi masyarakat Jepang dalam
membubuhkan tanda tangan adalah dengan memakai inkan (stempel). Biasanya inkan
ini bertuliskan nama keluarga. Ada beberapa jenis inkan yang dipakai di Jepang.
Antara lain :
1. “Mitomein” (認印) dipakai untuk keperluan sehari-hari yang
tidak terlalu penting, misalnya saat menerima barang kiriman, mengisi aplikasi.
2. “Jitsuin” (実印) dipakai untuk keperluan penting, seperti membeli rumah,
membeli mobil. Inkan tipe ini harus dicatatkan di kantor pemerintahan.
3. “Ginkoin” (銀行印) dipakai untuk membuka rekening di bank
“Jitsuin” dan
“ginkoin” sangat jarang dipakai dan harus disimpan baik-baik. Karena kalau
hilang akan menimbulkan masalah serius dalam bisnis.
Bagi orang asing saat
masuk ke Jepang harus membuat inkan. Untuk membuat rekening bank, kita tidak
boleh memakai tanda tangan, dan harus memakai inkan. Kecuali yubinkyoku masih
membolehkan pemakaian tanda tangan. Karena tidak punya kebiasaan tanda tangan,
banyak maka orang Jepang kalau diminta untuk menanda tangan (di paspor
misalnya), umumnya mereka menuliskan nama lengkap mereka dalam huruf kanji.
Barangkali karena inilah maka kalau saya diminta seorang petugas pengiriman
barang, untuk membubuhkan tanda tangan sebagai bukti terima, dia berkata
“tolong tuliskan nama lengkap anda”, padahal itu di kolom signature. Sepertinya
untuk mereka, tanda tangan sama dengan menulis nama lengkap.
3. Pemakaian gesture/gerak tubuh untuk memberikan penghormatan dan kasih sayang
3. Pemakaian gesture/gerak tubuh untuk memberikan penghormatan dan kasih sayang
Salah satu topik
menarik untuk dibahas adalah bagaimana memakai bahasa tubuh untuk mengungkapkan
penghormatan. Jepang dan Indonesia memiliki cara berlainan dalam mengekspresikan
terima kasih, permintaan maaf, dsb.
Ojigi
Dalam budaya Jepang ojigi adalah cara menghormat dengan membungkukkan badan, misalnya saat mengucapkan terima kasih, permintaan maaf, memberikan ijazah saat wisuda, dsb. Ada dua jenis ojigi : ritsurei (立礼) dan zarei (座礼). Ritsurei adalah ojigiyang dilakukan sambil berdiri. Saat melakukan ojigi, untuk pria biasanya sambil menekan pantat untuk menjaga keseimbangan, sedangkan wanita biasanya menaruh kedua tangan di depan badan. Sedangkan zarei adalah ojigi yang dilakukan sambil duduk. Berdasarkan intensitasnya, ojigi dibagi menjadi 3 : saikeirei (最敬礼), keirei (敬礼), eshaku (会釈). Semakin lama dan semakin dalam badan dibungkukkan menunjukkan intensitas perasaan yang ingin disampaikan. Saikeirei adalah level yang paling tinggi, badan dibungkukkan sekitar 45 derajat atau lebih. Keirei sekitar 30-45 derajat, sedangkan eshaku sekitar 15-30 derajat. Saikeirei sangat jarang dilakukan dalam keseharian, karena dipakai saat mengungkapkan rasa maaf yang sangat mendalam atau untuk melakukan sembahyang. Untuk lebih menyangatkan, ojigi dilakukan berulang kali. Misalnya saat ingin menyampaikan perasaan maaf yang sangat mendalam. Adapun dalam budaya Indonesia, tidak dikenal ojigi.
Jabat tangan
Tradisi jabat tangan dilakukan baik di Indonesia maupun di Jepang melambangkan keramahtamahan dan kehangatan. Tetapi di Indonesia kadang jabat tangan ini dilakukan dengan merangkapkan kedua tangan. Jika dilakukan oleh dua orang yang berlainan jenis kelamin, ada kalanya tangan mereka tidak bersentuhan. Letak tangan setelah jabat tangan dilakukan, pun berbeda-beda. Ada sebagian orang yang kemudian meletakkan tangan di dada, ada juga yang diletakkan di dahi, sebagai ungkapan bahwa hal tersebut tidak semata lahiriah, tapi juga dari batin.
Cium tangan
Tradisi cium tangan lazim dilakukan sebagai bentuk penghormatan dari seorang anak kepada orang tua, dari seorang awam kepada tokoh masyarakat/agama, dari seorang murid ke gurunya. Tidak jelas darimana tradisi ini berasal. Tetapi ada dugaan berasal dari pengaruh budaya Arab. Di Eropa lama, dikenal tradisi cium tangan juga, tetapi sebagai penghormatan seorang pria terhadap seorang wanita yang bermartabat sama atau lebih tinggi. Dalam agama Katolik Romawi, cium tangan merupakan tradisi juga yang dilakukan dari seorang umat kepada pimpinannya (Paus, Kardinal). Di Jepang tidak dikenal budaya cium tangan.
Cium pipi
Cium pipi biasa dilakukan di Indonesia saat dua orang sahabat atau saudara bertemu, atau sebagai ungkapan kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya dan sebaliknya. Tradisi ini tidak ditemukan di Jepang.
Sungkem
Tradisi sungkem lazim di kalangan masyarakat Jawa, tapi mungkin tidak lazim di suku lain. Sungkem dilakukan sebagai tanda bakti seorang anak kepada orang tuanya, seorang murid kepada gurunya. Sungkem biasa dilakukan jika seorang anak akan melangsungkan pernikahan, atau saat hari raya Idul Fitri (bagi muslim), sebagai ungkapan permohonan maaf kepada orang tua, dan meminta doa restunya.
Ojigi
Dalam budaya Jepang ojigi adalah cara menghormat dengan membungkukkan badan, misalnya saat mengucapkan terima kasih, permintaan maaf, memberikan ijazah saat wisuda, dsb. Ada dua jenis ojigi : ritsurei (立礼) dan zarei (座礼). Ritsurei adalah ojigiyang dilakukan sambil berdiri. Saat melakukan ojigi, untuk pria biasanya sambil menekan pantat untuk menjaga keseimbangan, sedangkan wanita biasanya menaruh kedua tangan di depan badan. Sedangkan zarei adalah ojigi yang dilakukan sambil duduk. Berdasarkan intensitasnya, ojigi dibagi menjadi 3 : saikeirei (最敬礼), keirei (敬礼), eshaku (会釈). Semakin lama dan semakin dalam badan dibungkukkan menunjukkan intensitas perasaan yang ingin disampaikan. Saikeirei adalah level yang paling tinggi, badan dibungkukkan sekitar 45 derajat atau lebih. Keirei sekitar 30-45 derajat, sedangkan eshaku sekitar 15-30 derajat. Saikeirei sangat jarang dilakukan dalam keseharian, karena dipakai saat mengungkapkan rasa maaf yang sangat mendalam atau untuk melakukan sembahyang. Untuk lebih menyangatkan, ojigi dilakukan berulang kali. Misalnya saat ingin menyampaikan perasaan maaf yang sangat mendalam. Adapun dalam budaya Indonesia, tidak dikenal ojigi.
Jabat tangan
Tradisi jabat tangan dilakukan baik di Indonesia maupun di Jepang melambangkan keramahtamahan dan kehangatan. Tetapi di Indonesia kadang jabat tangan ini dilakukan dengan merangkapkan kedua tangan. Jika dilakukan oleh dua orang yang berlainan jenis kelamin, ada kalanya tangan mereka tidak bersentuhan. Letak tangan setelah jabat tangan dilakukan, pun berbeda-beda. Ada sebagian orang yang kemudian meletakkan tangan di dada, ada juga yang diletakkan di dahi, sebagai ungkapan bahwa hal tersebut tidak semata lahiriah, tapi juga dari batin.
Cium tangan
Tradisi cium tangan lazim dilakukan sebagai bentuk penghormatan dari seorang anak kepada orang tua, dari seorang awam kepada tokoh masyarakat/agama, dari seorang murid ke gurunya. Tidak jelas darimana tradisi ini berasal. Tetapi ada dugaan berasal dari pengaruh budaya Arab. Di Eropa lama, dikenal tradisi cium tangan juga, tetapi sebagai penghormatan seorang pria terhadap seorang wanita yang bermartabat sama atau lebih tinggi. Dalam agama Katolik Romawi, cium tangan merupakan tradisi juga yang dilakukan dari seorang umat kepada pimpinannya (Paus, Kardinal). Di Jepang tidak dikenal budaya cium tangan.
Cium pipi
Cium pipi biasa dilakukan di Indonesia saat dua orang sahabat atau saudara bertemu, atau sebagai ungkapan kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya dan sebaliknya. Tradisi ini tidak ditemukan di Jepang.
Sungkem
Tradisi sungkem lazim di kalangan masyarakat Jawa, tapi mungkin tidak lazim di suku lain. Sungkem dilakukan sebagai tanda bakti seorang anak kepada orang tuanya, seorang murid kepada gurunya. Sungkem biasa dilakukan jika seorang anak akan melangsungkan pernikahan, atau saat hari raya Idul Fitri (bagi muslim), sebagai ungkapan permohonan maaf kepada orang tua, dan meminta doa restunya.
Baik budaya Jepang
maupun Indonesia memiliki keunikan tersendiri dalam mengekspresikan rasa
hormat, rasa maaf. Jabat tangan adalah satu-satunya tradisi yang berlaku baik
di Jepang maupun Indonesia. Kesalahan yang sering terjadi jika seorang
Indonesia baru mengenal budaya Jepang adalah saat melakukan ojigi, wajah tidak
ikut ditundukkan melainkan memandang lawan bicara. Hal ini mungkin terjadi
karena terpengaruh gaya jabat tangan yang lazim dilakukan sambil saling
berpandangan mata. Kesalahan lain yang juga sering terjadi adalah
mencampurkan ojigi dan jabat tangan. Hal ini juga kurang tepat
dipandang dari tradisi Jepang.
Perbandingan budaya antara Indonesia dan Jepang bermanfaat untuk
mengetahui pola berfikir bangsa Indonesia dan bangsa Jepang. Salah satu
kesulitan utamanya adalah perbedaan karakteristik kedua bangsa: bangsa Jepang
relatif homogen, sedangkan bangsa Indonesia sangat heterogen. Karenanya,
perbandingan akan lebih mudah jika difokuskan pada satu suku bangsa di
Indonesia. Misalnya budaya Jepang dengan budaya Jawa Tengah, atau budaya Jepang
dengan budaya Sunda. Hal ini menggiring kita pada pertanyaan berikutnya :
apakah bangsa Indonesia memiliki budaya nasional ? Ataukah budaya nasional itu
tidak lain adalah kumpulan dari warna-warni budaya suku bangsa kita ? Ini
merupakan pertanyaan yang tidak mudah untuk dijawab, dan menarik untuk
dianalisa lebih lanjut.
Perbedaan Budaya Indonesia dengan Cina
BUDAYA INDONESIA
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal
asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.
Kebudayaan nasional
Kebudayaan nasional adalah
kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional
menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:
“ Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan
karsa bangsa Indonesia dan merupakan
keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan
martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna
pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan
demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak - Puncak Kebudayaan
Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K, 199 ”.
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah
“puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada
paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan
daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum
nasional, serta bahasa nasional.
Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningratdapat dilihat dari peryataannya:
“yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa
mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan
nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan
kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia
jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi, “Kebudayaan
Daerah dan Kebudayaan Nasional”. Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut
merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32.
Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi
kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat
penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan
adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai
kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang. Sebelum di
amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk
mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional.
Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat
sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia,sedangkan kebudayaan
nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada
posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan
nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan mengalami
persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan
unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.
TARIAN
Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan
keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku
bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari
negeri tetangga di Asiabahkan pengaruh barat yang diserap melalui
kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya
sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia.
Tradisi kuno tarian
dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang
dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan
pemerintah. Untuk keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat
digolongkan ke dalam berbagai kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari Indonesia dapat dibagi ke
dalam tiga era: era kesukuan prasejarah, eraHindu-Buddha, dan era Islam.
Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat terbagi dalam dua kelompok,
tari keraton (tari istana) yang didukung
kaum bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh dari
rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua
kelompok; tari tradisional dan tari kontemporer.
MUSIK
Identitas musik Indonesia mulai
terbentuk ketika budaya Zaman Perunggu bermigrasi ke Nusantara pada
abad ketiga dan kedua Sebelum Masehi. Musik-musik suku tradisional Indonesia
umumnya menggunakan instrumen perkusi, terutama gendang dan gong.
Beberapa berkembang menjadi musik yang rumit dan berbeda-beda, seperti alat
musik petik sasando dari Pulau Rote, angklung dari Jawa Barat, dan musik orkestra gamelan yang kompleks dari Jawa dan BaliMusik
di Indonesia sangat beragam dikarenakan
oleh suku-suku di Indonesia yang
bermacam-macam, sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508 pulaunya memiliki
budaya dan seninya sendiri. Indonesia memiliki ribuan jenis musik,
kadang-kadang diikuti dengan tarian dan pentas. Musik tradisional yang paling banyak
digemari adalahgamelan, angklung dan keroncong, sementara musik modern adalah pop dan dangdut. Lagu daerah atau musik daerah atau
lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang
berasal dari suatu daerah tertentu dan
menjadi populer dinyanyikan
baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta
lagu daerah ini tidak diketahui lagi alias noname. Lagu
kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya hanya bersifat
kedaerahan saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan bahasa
daerahnya masing-masing seperti Manuk Dadali dari Jawa Barat dan Rasa Sayangedari Maluku. Selain lagu daerah, Indonesia juga memiliki
beberapa lagu nasional atau lagu patriotik yang dijadikan sebagai lagu
penyemangat bagi para pejuang pada masa perang kemerdekaan. Perbedaan antara lagu kebangsaan dengan
lagu patriotik adalah bahwa lagu kebangsaan ditetapkan secara resmi menjadi
simbol suatu bangsa. Selain itu, lagu kebangsaan biasanya merupakan
satu-satunya lagu resmi suatu negara atau daerah yang menjadi ciri khasnya.
Lagu Kebangsaan Indonesia adalah Indonesia Rayayang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman.
SENI
Seni Gambar
Seni Patung
·
Jawa: Patung
Buto
Seni Suara
Seni Sastra
Sastra Indonesia adalah sebuah istilah yang
melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia Tenggara. Istilah "Indonesia"
sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi
dan sejarah poltik di wilayah tersebut. Sastra Indonesia sendiri dapat
merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan
Indonesia. Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa
akarnya berdasarkan Bahasa Melayu (dimana
bahasa Indonesia adalah satuturunannya). Dengan
pengertian kedua maka sastra ini dapat juga diartikan sebagai sastra yang
dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia,
terdapat juga beberapa negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa Melayu yang tinggal di Singapura.
MAKANAN
Masakan Indonesia merupakan pencerminan
beragam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara yang
terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya
nasional Indonesia secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan
bumbu berasal dari rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit,kelapa dan gula aren dengan diikuti penggunaan
teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula
pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari India,Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa. Pada
dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi
lebih kepada, keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal
oleh Kebudayaan Indonesia serta
pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang
diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras yang dikukus) sebagai makanan
pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namum untuk bagian timur lebih umum
dipergunakan juga jagung, sagu,singkong, dan ubi jalar. Bentuk lanskap penyajiannya umumnya
disajikan di sebagian besar makanan Indonesia berupa makanan pokok dengan
lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur disisi
piring.
BUDAYA
CINA
Budaya Cina (bahasa Tionghoa: 中国文化; Hanzi tradisional: 中國文化; bahasa Tionghoa:Zhōngguó wénhuà) adalah satu
dari budaya paling tua dan kompleks di dunia .
Wilayah penyebaran dominan budaya ini meliputi daerah geografis yang luas
dengan kebiasaan dan tradisi yang sangat bervariasi antara kota dan provinsi di Cina.
TARIAN
TRADISIONAL CINA
Tarian Tradisional Cina atau secara singkat Tarian Cina (Hanzi sederhana: 中国传统舞蹈): adalah kumpulan tarian dari negeri Cina yang
awalnya adalah ritual pemujaan dan penghormatanDewa Mitologi Cina seperti tercatat pada Sejarah Musim Semi dan Gugur oleh Tuan Lu oleh Lu Buwei. Tujuan keagamaan itu kemudian
berkembang menjadi bentuk hiburan dalam bentuk sekelompok wanita yang menghibur
tamu pada acara jamuan kenegaraan dan akhirnya menjadi bentuknya yang
sekarang.Cina adalah negara dengan banyak ragam budaya yang memiliki 56suku.
Setiap suku memiliki kebudayaan dan tarian
masing-masing.Tarian Tradisional Cina menggabungkan semua elemen dari tarian
masing-masing etnik, Opera Cina, Kungfu dan opera rakyat. Hasilnya adalah apa yang kita
sekarang kenal dengan Tarian Tradisional Cina yang sudah melewati pengembangan
dan peremajaan lebih dari ratusan tahun. Beberapa contoh tarian yaitu:
·
Yangge
MUSIK
Alat Musik Tradisional Alat musik tradisional
Cina secara sederhana dapat digolongkan sebagai berikut: Alat musik gesek Erhu
= Rebab China, badannya menggunakan kulit ular sebagai membran, menggunakan 2
senar, yang digesek dengan penggesek terbuat dari ekor kuda Gaohu = Sejenis
dengan Erhu, hanya dengan nada lebih tinggi Gehu = Alat musik gesek untuk nada
rendah, seperti Cello Banhu = Rebab China, dengan badan terbuat dari batok
kelapa dengan papan kayu sebagai membrannya Alat musik petik Alat musik ini memiliki
banyak senar, cara memainkannya dengan memukul Liuqin = Alat musik petik kecil
bentuknya seperti buah pir dengan 4 senar Yangqin = dengan stik bambu sebagai
pemukulnya Pipa = Alat musik petik berbentuk buah pir dengan 4 atau 5 senar
Ruan = Alat musik petik berbentuk bulat dengan 4 senar Sanxian = Alat musik
petik dengan badan terbuat dari kulit ular dan dengan leher panjang, memiliki 3
senar Guzheng = Kecapi yang memiliki 16 - 26 senar Konghou = Harpa China Alat
musik tiup Dizi = Suling dengan menggunakan membran getar Suona = Terompet
China Sheng = Alat musik yang menggunakan bilah logam dengan tabung-tabung
bambu sebagai penghasil suara Xiao = Suling Paixiao = Pipa pen Alat musik pukul
( perkusi ) Paigu = Gendang yang terdiri dari satu set 4 atau lebih. Dagu =
Tambur besar. Chazi = Simbal, cengceng. Luo = Gong. Muyu = Kecrek terbuat dari
kayu.
SENI
Pakaian bangsa China Sejarah kehadiran kaum
China bermula dengan berkembangnya Melaka sebagi pusat perdagangan, diikuti
Pulau Pinang dan Kula Lumpur. Kehadiran mereka ini membawa bersama bukan sahaja
barangan dagangan untuk tukaran, tetapi jua adat resam, budaya dan corak
pakaian tradisional mereka yang kemudiannya disesuaikan dengan suasana
tempatan. Busana klasik China yang asalnya berlapis-lapis, sarat dengan sulaman
benang emas dan sutera, kini masih boleh dilihat dengan diubahsuai mengikut
peredaran masa dan kesesuaian. Jubah Labuh, Cheongsam, Baju Shanghai dan Samfoo
kekal dipakai di dalam majlis dan upacara. Kebanyakannya masih dihasilkan dari
negeri China menggunakan pabrik sutera dan broked yang berwarna terang dengan
ragamhias benang emas dan perak.
Bahasa Bahasa China lisan terdiri daripada
sebilangan dialek Cina sepanjang sejarah. Ketika Dinasti Ming, bahasa Mandarin
baku dinasionalkan. Sengguhpun begitu, barulah ketika zaman Republik China pada
awal abad ke-20 apabila kelihatan apa-apa hasil yang nyata dalam memupuk satu
bahasa seragam di China. Pada zaman kuno, bahasa China Klasik menjadi standard
penulisan selama beribu-ribu tahun, tetapi banyak terhad kepada golongan
sarjana dan cendekiawana. Menjelang abad ke-20, jutaan rakyat, termasuk yang di
luar kerabat diraja.
MASAKAN
Hidangan atau masakan yang sering ada saat Imlek adalah
Ikan,Ayam,Mi,dan lainnya. Masing masing makanan memiliki makna atau simbolisasi
tersendiri.
Kesimpulan :
Perbandingan budaya antara Indonesia dan Jepang bermanfaat untuk mengetahui pola berfikir bangsa Indonesia dan bangsa Jepang. Salah satu kesulitan utamanya adalah perbedaan karakteristik kedua bangsa: bangsa Jepang relatif homogen, sedangkan bangsa Indonesia sangat heterogen.
Baik budaya Jepang maupun Indonesia memiliki keunikan tersendiri dalam mengekspresikan rasa hormat, rasa maaf. Jabat tangan adalah satu-satunya tradisi yang berlaku baik di Jepang maupun Indonesia. Kesalahan yang sering terjadi jika seorang Indonesia baru mengenal budaya Jepang adalah saat melakukan ojigi, wajah tidak ikut ditundukkan melainkan memandang lawan bicara. Hal ini mungkin terjadi karena terpengaruh gaya jabat tangan yang lazim dilakukan sambil saling berpandangan mata. Kesalahan lain yang juga sering terjad
Perbandingan budaya antara Indonesia dan Jepang bermanfaat untuk mengetahui pola berfikir bangsa Indonesia dan bangsa Jepang. Salah satu kesulitan utamanya adalah perbedaan karakteristik kedua bangsa: bangsa Jepang relatif homogen, sedangkan bangsa Indonesia sangat heterogen.
Baik budaya Jepang maupun Indonesia memiliki keunikan tersendiri dalam mengekspresikan rasa hormat, rasa maaf. Jabat tangan adalah satu-satunya tradisi yang berlaku baik di Jepang maupun Indonesia. Kesalahan yang sering terjadi jika seorang Indonesia baru mengenal budaya Jepang adalah saat melakukan ojigi, wajah tidak ikut ditundukkan melainkan memandang lawan bicara. Hal ini mungkin terjadi karena terpengaruh gaya jabat tangan yang lazim dilakukan sambil saling berpandangan mata. Kesalahan lain yang juga sering terjad
JURAGANQQ Adalah website yang paling digemari saat ini oleh para pecinta judi online
BalasHapusDengan adanya 8 game terbaik yang disediakan oleh pihak website JURAGANQQ , akan banyak mengundang para pecinta judi poker online untuk bermain diwebsite JURAGANQQ
8 Game Yang disediakan oleh pihak JURAGANQQ diantaranya adalah :
* AduQ
* BandaarQ
* BandaarQ Poker
* Bandar 66 ( New Games )
* Capsa Susun
* Domino QQ
* Poker
* Sakong
Keunggulan jika bergabung di website JURAGANQQ :
- 100% Mudah Menang & Fairplay Game
- Minimal Deposit & Withdraw Rp 20.000,-
- Bonus Rollingan 0.3% (Tanpa Syarat)
- Bonus Referral 15% (Seumur Hidup)
- Sistem keamanan terbaru
- Support 5 Bank Local Online 24Jam ( BCA , BNI , BRI , DANAMON , MANDIRI )
Contact Us
BBM : 33449B3B / E3876151
WA : +6281330802453
Line : juraganqq_official
Link Official :
juraganqq.org
juraganqq.biz
qqjuragan.com
Tunggu apalagi ? Daftarkan diri anda segera juga dan menangkan jackpot jutaan rupiah hanya dengan modal Rp 20.000,-
Hanya Di JURAGANQQ
BalasHapus