Rabu, 11 Mei 2016

Manusia dan Kebudayaan

Share it Please

BAB I

A.  Manusia 
               
               Dalam ilmu-ilmu sosial, manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi), manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaaan (politik), makhluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (filsafat) dan lain sebagainya.
                Ada dua pandangan yang akan dijadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia
1.      Manusia itu terdiri dari empat unsur yang saling terikat yaitu jasad, hayat, ruh dan nasfsu.
2.      Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
a. Id, yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak. Id merupakan libido murni, atau energi psikis yang menunjukan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcious). 
b. Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian "eksekutif" karena perannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
c. Superego, merupakan struktur keppribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal. 
              
Jadi superego merupakan kesatuan standar-standaar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang empunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.

B. Hakikat Manusia


a. Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai suatu kesatuan yang utuh


     
Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jika manusia meninggal. jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran.

b. Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.


     Kesempurnaan terletak pada adab dan budayanya, karena mamnusia dilengkapi oleh penciptaannya dengan akal, perasaan dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. Dengan akan (ratio) manusia mampu menciptakan ilmupengetahuan dan teknologi. Selanjutnya dengan adanya perasaan, manusia mampu menciptakan seni. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan indrawi adalam rangsangan jasmani melalu pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia atau binatang. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat manusia misalnya :
1.      Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
2.      Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan keindahan.
3.      Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.
4.      Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan diri yang lain.
5.      Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat.
6.      Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.
c. Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi

     Sebagai makhluk hayati, manusia dapat diperlajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia, psikobiologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya dan lain-lain. Sebagai makhluk budayawi manusia dapat diperlajari dari segi-segi : kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas dan lain sebagainya.

d. Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
   Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor aharan "eksistensialisme" memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah makhluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi), emiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula.
     Hidup manusia mempunyai tiga tarfa, yaitu estetis, etis dan religius.


C. Kepribadian Bangsa Timur

    
   Bagan mengenai psiko-sosialgram manusia menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul kebudayaan, mentalistas dan pembangun yaitu 
   Nomor 7 dan nomor 6 disebut daerah tak sadan dan sub  sadar. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedakanab dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam, sehingga tidak disadari lagi oleh individu yang bersangkutan.
   Nomor 5 disebut kesadaran yang tak ditanyatakan. Lingkaran itu terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari ole si iindividu yang bersangkutan, tetapi disimpannya saja di dalam alam jiawanya sendiri dan tak dinyatakan kepada siapapun juga dlam lingkungannya.
   Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan, Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakn secara terbuka oleh individu kepada sesamanya, yang dengan mudah diterima dan dijawab oleh sesamanya.
   Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang atau benda-benda yang oleh si individu diajak bergaul secara karib, yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekanan batin atau dikeja-kejar oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan
   Nomor 2 disebut lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang atau benda-benda itu bagi dirinya. 
   Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari. 
   Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar, teridiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama sama dengan pikiran yang terletak dalam lingkungan nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan tentang orang dan hal hal yang terletak di luar masyarakat dan negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan masa bodoh

D. Pengertian Kebudayaan
      Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa sansekertaberasal dari kata budhayah yang berati budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere, yang berati mengolah tanah. Jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai "segala sesuatu yang dihaslkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan unutk mengolah tanah atau tempat tinggalnya;, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan gidupnya di dalam lingkungannya".

E. Unsur-unsur Kebudayaan 
   C.Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu :
1.      Sistem Religi, merupakan produk manusia sebagai homo religieus.
2.      Sistem organisasi kemasyarakatan, merupakan produk dari manusia sebagai homo socius.
3.      Sistem pengetahuan, merupakan produk manusia sebgai homo sapiens.
4.      Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi, merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
5.      Sistem teknologi dan peralatan, merupakan produk manusia sebagai homo faber.
6.      Bahasa, merupakan produk manusia sebagai homo longuens.
7.      Kesenian, merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus.

F. Wujud Kebudayaan
1.      Kompleks gagasan, konsep dan pemikiran manusia.  Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya atau dengan kata lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup.
2.      Kompleks aktivitas. Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau diobservasi.Wujud ini disebut sistem sosial.
3.      Wujud sebagai benda. Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai pengunaan peralatan sebagai hasil karya manusai untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya.
G. Orinetasi Nilai Budaya



H. Perubahan Kebudyaan
      Perubahan kebudayaan ialah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain aturan-aturan, norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi, selera, rasa keindahan (kesenian) dan bahasa.
Terjadinya gerak/perubahan ini disebabkan oeleh beberapa hal :
1.      Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
2.      Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung untuk berubah lebih cepat.
      Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan terjadi dalam masa-masa silam. Beberapa masalah yang menyangkut proses akulturasi adalah :
a. Unsur-unsur kebudayan asing manakah yang mudah diterima,
b. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima,
c. Individu-individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur yang baru,
d. Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut.

Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknnya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :
1.      Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2.      Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandasakan ajaran agama yang berlaku.
3.      Corak struktur sosial suatu masyarakat turut untuk menetukan proses penerimaan kebudayaan baru.

I. Kaitan Manusia dan Kebudayaan
      Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
      Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan manusia dengan masyrakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lian. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1.      Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2.      Obyektivitas, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3.      Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyatan yang dibentuk oleh masyarakat.

Daftar Pustaka : 
Seri Diktat Kuliah MKDU : Ilmu Budaya Dasar Universitas Gundarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Text Widget

Wellcome My Home

Popular Posts

Followers

Follow The Author