Facebook merupakan raksasa media sosial yang menyediakan banyak fitur yang kian dapat memanjakan pengguna di seluruh belahan dunia.
Namun sangat disayangkan, Facebook yang menjadi idola di kalangan pengguna media sosial, menjadi lahan subur menyebarnya berita hoax. Salah satunya, Facebook sempat dituding menjadi penyebab penyebaran berita hoax ketika pemilihan presiden AS ke -45 lalu yang kemudian cenderung menguntungkan Donald Trump. Selain itu, masih banyak berita-berita lain di Facebook yang dianggap menyesatkan.
Dengan ini Facebook memperkenalkan fitur baru untuk memerangi peredaran berita palsu alias hoax yang beredar dengan diberikannya label khusus. Label tersebut bernama "disputed" (kebenarannya disangsikan) yang disematkan di-posting secara individual, bukan di akun pengunggah secara keseluruhan.
Dikutip oleh CNNINDONESIA.COM, Jumat, (16/12/2016), Facebook menggandeng organisasi penguji fakta internasional sebagai pengawas penyebaran berita palsu di layanan mereka.
Yaitu Snopes, Politifact, ABC News, dan FactCheck.org merupakan 4 yang aktif dari 42 anggota yang tergabung ke dalam jaringan pemeriksa fakta internasional Poynter merupakan pihak ketiga yang dipercaya Facebook sebagai garda penjaga berita hoax. Bersama mereka, jejaring sosial raksasa itu berjanji penanganan berita palsu akan lebih cepat ketimbang sebelumnya.
Adam Mosseri VP News Feed Facebook dalam keterangan resminya, Jumat (16/12), "Kami akan gunakan laporan dari komunitas kami, juga masukan dari tempat lain, untuk mengirim berita kepada organisasi tersebut. Jika mereka mengidentifikasinya sebagai berita palsu, akan muncul label khusus di berita itu dan tautan tambahan yang menjelaskan alasan kenapa dinilai demikian,"
Hal ini merupakan terobosan yang baik untuk membuka jalan memerangi peredaran berita palsu yang sangat marak saat ini. Meski demikian sebuah tautan yang sudah di labeli "disputed" oleh para penguji fakta tetap masih dapat disebar. Hanya saja akan muncul peringatan yang meminta pemilik akun untuk membaca alasan penilaian berita tersebut.
Untuk cara penggunaannya, Facebook menyederhanakan sistem pelaporan sumber informasi mencurigakan menjadi tiga langkah saja. Pengguna cukup tiga kali mengklik arahan, sebuah tautan berita palsu bisa segera laporan bisa lebih spesifik.
Meski telah menunjukkan perbaikan, Facebook mengaku belum bisa memastikan bakal bisa menanggulangi seluruh berita palsu yang menyebar sekarang.
Saat ini fitur baru anti-berita palsu Facebook sudah bisa dijumpai di versi desktop maupun mobile. Namun fitur ini masih terbatas di tahap pengujian untuk pengguna di Amerika